Visi Apa?

Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum. Ams. 29:18

Di setiap zaman, seorang perenang yang pergi ke pantai Inggris untuk berenang ke Perancis. Dapatkah kamu bayangkan siaran TV Inggris? Cukup sulit untuk menyelesaikan beberapa putaran dengan tenang, kolam yang panas, sendirian menerjang ombak, arus yang berbahaya, dan air yang dingin. Namun banyak orang mencobanya. Beberapa gagal; beberapa berhasil.

Seorang perenang memulai dan dengan segerea berlari ke laut yang ganas. Dia memang biasanya berlatih di dalam laut, dia dalam kondisi fisik yang prima sehingga dia terus melanjutkan. Masalah berikutnya adalah temperatur – dingin dan es. Setiap mil air terasa semakin dingin. Latihan keras dan minyak yang digunakan untuk tubuhnya menghilang. Pelatih renang ada di sebelahnya naik perahu, dan dia memberikan sup hangat.

Jam demi jam, tangan demi tangan, perenang itu menempuh mil demi mil. Kemudian tumpukkan kabut turun, memutuskan penglihatan dan memenuhi udara dengan kabut yang mengerikan. Perenang terus melanjutkan ke depan, tetapi ombak-ombak yang ada terlihat lebih besar dan sekarang kram mulai muncl di kedua lengan dan kakinya. Otot-otot perenang mulai menderita rasa sakit, dan kurang dari 2 mil saja dari garis akhir, perenang itu meminta dirinya untuk dikeluarkan dari air.

Setelahnya perenang itu ditanyakan “Tidakkah kamu tahu bahwa kamu hampir sampai?” Perenang itu membalas, “Tidak, aku tidak tahu. Aku tidak mengetahuinya dengan jelas. Aku kehilangan penglihatan dari tujuanku. Aku kira aku telah kehilangan penglihatan garis patai. Aku tidak memiliki visi lagi untuk hal itu.

Visi apa yang dapat membuatmu terus menjalani kehidupan? Tidakkah jelas atau ada kabut yang menyelimutinya? Apa yang kamu simpan dalam mata pikiranmu? Jangan biarkan ombak-ombak kehidupan mengaburkan visimu / melemparkan dirimu.

Disadur dari buku: Strong to the Core, H. Norman Wright