SUKACITA TAK TERKATAKAN

Kamu bergembira karena sukacita yang mulia & yang tidak terkatakan. (1 Pet. 1:8b)

Sebagai orang percaya, kita tidak seharusnya hanya menikmati kebahagiaan yang biasa-biasa saja; seharusnya kita mampu menikmati melampaui semua kualitas dan kuantitas dunia ini. Kebahagiaan kita sepatutnya lebih indah, lebih tinggi, dan lebih stabil dibandingkan dengan kebahagiaan manusia duniawi mana pun. Pikirkan Objek transenden pemikiran kita yang lebih tinggi mengatasi semua manusia. Pertimbangkan pembenaran dan pengudusan Anda melalui Kristus. Jangan biarkan sebagian hari Anda berlalu tanpa merenungkan hal yang demikian menakjubkan.

Bukan hanya tubuh fisik Anda, melainkan jiwa Anda juga berhak atas makan pagi, siang, malam, kudapan dan makanan penutup. Waktu Anda yang berharga akan meluncur dengan cepat & berputar dengan mudah, ibarat sebuah perahu yang melaju didorong angin dan arus kuat. Semua hari di hidup Anda dapat menjadi hari-hari libur. Tidak ada rasa cemburu terhadap kebahagiaan wali negeri Feliks, pesta pora Festus, dan kelimpahan orang kaya. Kehidupan kita dengan semua kenikmatan berkat rohani, merupakan kehidupan rajawi. Betul, tetapi bukankah kebahagiaan kita akan pupus tatkala kita tersandung jatuh di hadapan Allah? Tentunya mereka yang waspada setiap hari, tidak akan menabrakan perahunya ke karang berbahaya. Seandainya sampai terjadi demikian, perahu itu tidak akan teronggok lama di sana. Iman Anda akan menggerakkan Anda untuk bekerja, meratap dengan pahitnya di hadapan Allah demi mendapatkan kedamaian hati nurani.

Dalam hal dosa-dosa sehari-hari, iman Anda akan mencari pengampunan dan pembasuhan harian, dengan usaha yang bahkan lebih keras dari orang Farisi mencuci tangannya. Setiap hari kita menoreh garis-garis merah Salib Kristus di atas garis-garis hitam buku utang kepada Allah. Dan seandainya Allah melihat tulisan tangan di buku itu yang menuduh kita, Ia melihat tagihan yang sudah dibatalkan oleh darah anak-Nya yang mahal. Darah Kristus adalah darah yang lebih dari cukup untuk menutupi, membatalkan, menghapus, dan menyingkirkan seluruh dosa kita sedemikian rupa sehingga Allah tidak melihatnya, tidak akan melihatnya, dan tidak pernah melihatnya lagi sebagai dosa maupun utang-utang kita.

Sekalipun kita belum dapat sepenuhnya menikmati sukacita sorgawi selama kita masih hidup di bumi, sesungguhnya kita sedang bersukacita di dalam kesukaan Injil sekarang. Untuk waktu sekarang. Untuk waktu sekarang ini cukuplah bagi kita menikmati secara rahasia keindahan semua warna-warni Injil. Semua ini menyukakan, melebihi sukacita atau keadaan apapun.

 Samuel Ward (1572 – 1643), _Sermons_, hlm. 27-30

Disadur dari buku: Richard Rushing – Voices from the past. Surabaya: Momentum, 2017.