Kelegaan dari Yesus Kristus

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Mat. 11:28

Allah adalah satu-satunya batu karang tempat perlindungan yang aman di tengah marabahaya. Mengandalkan Dia membawa kedamaian dalam setiap situasi. Allah mengkhususkan anugerah-Nya untuk tujuan ini. Ini adalah anugerah kovenan baru, anugerah di atas semua anugerah, yang menghibur jiwa yang resah. Kasih yang sama yang mengaruniakan kepada Anda hidup kekal, juga akan mengaruniakan kepada Anda makanan sehari-hari. Anda dapat mengandalkan Allah untuk penyediaan, perlindungan dan apapun yang Anda butuhkan. Tatkala Anda sedang berada dalam keadaan yang sulit, selalu tersedia di dalam Allah sesuatu untuk menghibur Anda. Jika kita sedang berada di dalam kesulitan, ada karunia penghiburan yang tepat. Sedang sakitkah kita? Dialah kesehatan kita. Sedang lemahkah kita? Dialah kekuatan kita. Sedang sekaratkah kita? Dialah hidup kita. Mustahil bagi kita untuk berada dalam keadaan apapun yang sedemikian tak berpengharapan. Sesungguhnya, senantiasa tersedia sesuatu di dalam Allah untuk menghibur kita.

Di dalam Alkitab, Allah diumpamakan batu karang, benteng perlindungan, dan perisai bagi kita. Dia adalah Batu Karang fondasi kita, Benteng perlindungan yang aman, dan Perisai yang melindungi kita dari segala bahaya. Jika Allah begitu menghibur kita dengan semua ini, bukankah terlebih lagi penghiburan di dalam diri Allah sendiri? Penulis mendesak Anda untuk menjadikan Allah sebagai “upahmu yang sangat besar” (Kej. 15:1).

Allah adalah roti untuk menguatkan kita, dan Roh pemberi segala penghiburan. Bukankah sebuah benteng perlindungan / sebuah perisai menjaga seorang manusia aman pada saat bahaya? Betapa lebihnya lagi Allah! Perhatikanlah betapa amannya Nuh tatkala ia berada di dalam bahtera yang mengapung, dan mengapa? Karena Allah yang menutup pintu di belakangnya dan memelihara dia di sana. Yakinilah, selalu ada sesuatu yang baik di dalam Allah untuk setiap malapetaka; oleh sebab itu, andalkanlah Allah. Ini merupakan cara menenangkan jiwa kita. Jiwa kita akan menemukan sukacita, dan pemeliharaan, dan kepercayaan, ketika kita datang kepada-Nya dan menjadikan Allah sebagai tempat jiwa berdiam. Jarum kompas akan berhenti tatkala merujuk ke utara, dan bahtera Nuh berhenti ketika mencapai pegunungan Ararat; demikianlah jiwa kita beristirahat dengan aman ketika jiwa datang ke hadapan Allah, dan sebelum saat itu tibat, jiwa terombang-ambing bagaikan bahtera di atas air bah.

Richard Sibbes (1577-1635), Works, VII:59-60

Disadur dari buku: Richard Rushing – Voices from the past