Berlatih!

Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah. 1 Tim. 4:7

Kamu tahu apa itu berkeringat. Kamu memainkan sebuah permainan bola dengan hebat atau bekerja di pekarangan. Pada mulanya sedikit butiran air keluar dari pori-porimu. Kemudian, ketika pompa jalan, air keluar dari wajah dan tubuh. Kaosmu menyerap keringat, tetapi segera setelahnya sangat basah dan lengket. Kamu membersihkannya. Semakin berat kamu bekerja atau bermain, semakin banyak kamu berkeringat. Dan bagi sebagian besar kita, yang kita rasakan semakin baik.

Kata berlatih yang Paulus gunakan dalam ayat ini memiliki arti telanjang. Dalam konteks atletik Yunani kuno, para atlet berkomeptisi tanpa pakaian sehingga mereka tidak akan terhalang olehnya. Kata berlatih berarti “berlatih dengan telanjang.” Dan kapanpun kamu berlatih, itu berkeringat.

Apakah kamu menangkap apa yang Paulus katakan dalam ayat ini? Dia berkata untuk berlatih demi tujuan kekudusan. Panggilan Paulus adalah untuk spiritual sweat / keringat rohani. Seperti orang-orang Yunani melepaskan pakaian untuk memperoleh tujuannya, Paulus memanggil kita untuk membersihkan kebiasaan, relasi, atau praktek yang menjauhkan kita menjadi orang saleh. Penulis Ibrani mengatakan “Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.”

Setelah Paulus berkata mengenai berlatih, dia mencatat bahwa kita perlu bekerja dan berjuang untuk itu. Bekerja keras berarti “bekerja dengan sibuk.” Kehidupan Kristen bukanlah sebuah perjalanan mudah dalam taman. Ini membutuhkan usaha, energi, dan keringat! Seorang berkata Kehidupan Kristen yang sukses adalah sebuah urusan keringat. Tidak ada keringat, tidak ada orang kudus. Apakah ada pada dirimu yang menahanmu untuk menjadi orang yang kudus? Minta kepada Allah untuk menunjukkan apa yang harus diperbuat pada hal itu. Kemudian letakkan seluruh energi untuk berlatih bagi kekudusan.

Disadur dari buku: Strong to the Core, H. Norman Wright